David Kolb – Teori Belajar Experiental Learning

David Kolb – Teori Belajar Experiental Learning

Mengenal David Kolb
David A. Kolb lahir pada tahun 1939 di Amerika. Dia adalah teoritikus pendidikan yang meneliti dibidang kepentingan dan publikasi yang focus pada pengalaman belajar, pengembangan sosial individu, pengembangan karir, dan pendidikan professional. Dia adalah pendiri dan ketua Experience Based Learning System, Inc (EBLS) dan profesor perilaku organisasi dalamWeatherheadSchool of Management di Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio.Kolb memperoleh gelar BA dari Knox College pada tahun 1961, gelar MA pada tahun 1964 dan Ph.D. pada tahun 1967 dari Harvard University dalam psikologi sosial.


Pada awal 1970 an, Kolb dan Ron Fry (sekarang baik di Weatherhead School of Management ) mengembangkan Experiential Learning Model (ELM), yang terdiri atas 4 elemen yaitu pengalaman konkret, observasi dan refleksi pada pengalaman itu, pembentukan konsep abstrak berdasarkan refleksi, dan menguji konsep-konsep baru.

Menurut Kolb, experiential learning adalah suatu proses dimana pengetahuan hasil dari kombinasi yang berbeda dari menangkap dan mentransformasikan pengalaman. Kita dapat memahami pengalaman dengan dua cara yang berbeda, melalui pengalaman konkret dan konsep abstrak. Kita kemudian dapat mengubah pengalaman dalam dua cara, melalui pengamatan reflektif atau percobaan aktif.

Gaya belajar model David A. Kolb terimplisit dalam resource based learning (belajar berdasarkan sumber) yang mengajak siswa melakukan observasi untuk memecahkan masalah. Menurut David Kold (dalam Nasution 2005:111), “Gaya belajar model Kolb ialah gaya belajar yang melibatkan pengalaman baru siswa, mengembangkan observasi/merefleksi, menciptakan konsep, dan menggunakan teori untuk memecahkan masalah”.

Ada dua alasan mengapa teori ini disebut experiental learning. Alasan yang pertama karena teori ini menekankan peran sentral pengalaman dalam proses pembelajaran, penekanan ini yang membedakan dengan teori belajar lainnya. Alasan kedua karena teori iniasal intelektualnya dalam karya pengalaman dari Dewey, Lewin, dan Piaget. Kolb mengatakan bahwa ia tidak ingin mengembangkan alternative ketiga bagi teori pembelajaran behavioris dan kognitif, melainkan hendak mengusulkan melalui teori pembelajaran eksperiental sebuah perspektif integrative holistic tentang pembelajaran yang menggabungkan pengalaman, persepsi, kognisi dan perilaku.

Konsep Gaya Belajar David Kolb

Kolb mengklasifikasikan Gaya Belajar Siswa ke dalam empat kecenderungan utama yaitu:

David Kolb – Gaya Belajar
Skema gaya belajar menurut David Kolb

1. Concrete Experience (CE).
Siswa  belajar melalui perasaan (feeling), dengan menekankan segi-segi pengalaman kongkret,  lebih mementingkan relasi dengan sesama dan sensitivitas terhadap perasaan orang lain.  Siswa melibatkan diri sepenuhnya melalui pengalaman baru,  siswa  cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang dihadapinya.

2. Abstract Conceptualization (AC).
Siswa belajar melalui pemikiran (thinking) dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara yang dihadapi. Siswa menciptakan konsep-konsep yang mengintegrasikan observasinya menjadi teori yang sehat, dengan mengandalkan pada perencanaan yang sistematis.

3. Reflective Observation (RO).
Siswa belajar melalui pengamatan (watching), penekanannya mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari berbagai perspektif, dan selalu menyimak makna dari hal-hal yang diamati. Siswa akan menggunakan pikiran dan perasaannya untuk membentuk opini/pendapat, siswa mengobservasi dan  merefleksi pengalamannya dari berbagai segi.

4. Active Experimentation (AE).
Siswa belajar melalui tindakan (doing), cenderung kuat dalam segi kemampuan melaksanakan tugas, berani mengambil resiko, dan mempengaruhi orang lain lewat perbuatannya. Siswa akan menghargai keberhasilannya dalam menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa menggunakan teori untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan.

Selanjutnya Kolb mengemukakan, bahwa setiap individu tidak didominasi oleh satu gaya belajar tertentu secara absolut, tetapi cenderung membentuk kombinasi dan konfigurasi gaya belajar tertentu,  yang diklasifikasikannya ke dalam 4 (empat)  tipe seperti berikut :

1. Diverger
Tipe ini perpaduan antara perasaan (feeling) dan pengamatan (watching). Siswa dengan tipe Diverger memiliki keunggulan dalam kemampuan imajinasi dan melihat situasi kongkret dari banyak sudut pandang yang berbeda, kemudian menghubungkannya menjadi sesuatu yang bulat dan utuh. Pendekatannya pada setiap situasi adalah “mengamati” dan bukan “bertindak”.  Siswa seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide  dan gemar mengumpulkan berbagai informasi, menyukai isu tentang kesusastraan, budaya, sejarah, dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Mereka biasanya lebih banyak bertanya “Why?”. Peran dan fungsi  guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai Motivator.

2. Assimilator
Tipe kedua ini  perpaduan antara pemikiran  (thinking) dan pengamatan (watching). Siswa dengan tipe Assimilator memiliki keunggulan dalam memahami dan merespons berbagai sajian informasi serta mengorganisasikan merangkumkannya dalam suatu format yang logis, singkat, dan jelas.  Biasanya siswa  tipe ini cenderung lebih teoritis, lebih menyukai bekerja dengan ide serta konsep yang abstrak,  daripada bekerja dengan orang.   Mata pelajaran yang yang diminatinya adalah bidang sains dan matematika.  Mereka biasanya lebih banyak bertanya “What?”.  Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai seorang Expert.

3. Converger
Tipe ini  perpaduan antara berfikir (thinking) dan berbuat (doing). Siswa mampu merespons terhadap berbagai peluang  dan mampu bekerja  secara aktif dalam setiap tugas yang terdefinisikan secara baik. Siswa  gemar  belajar bila menghadapi soal dengan jawaban yang pasti, dan  segera berusaha mencari jawaban yang tepat.  Dia mau belajar secara trial and error hanya dalam lingkungan yang dianggapnya relatif aman dari kegagalan.

Siswa dengan tipe Converger unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis (aplikatif). Dia cenderung tidak emosional dan lebih menyukai bekerja yang berhubungan dengan benda dari pada manusia, masalah sosial atau hubungan antar pribadi.

Mata pelajaran yang yang diminati adalah bidang IPA dan teknik. Mereka biasanya lebih banyak bertanya “How?”.  Peran dan fungsi guru yang cocok untuk menghadapi siswa tipe ini adalah sebagai seorang Coach,  yang dapat menyediakan praktik terbimbing  dan dapat memberikan umpan balik yang tepat.

4. Accomodator
Tipe ini  perpaduan antara merasakan (feeling) dengan berbuat (doing). Siswa tipe ini senang mengaplikasikan materi pelajaran dalam berbagai situasi baru untuk memecahkan berbagai masalah nyata yang dihadapinya. Kelebihan siswa tipe ini memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru yang menantang. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia (untuk mendapatkan masukan/informasi) dibanding analisa teknis. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan intuisi/dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis, sering  menggunakan trial and error dalam memecahkan masalah, kurang sabar dan ingin segera bertindak. Bila ada teori yang tidak sesuai dengan fakta cenderung untuk mengabaikannya. Mata pelajaran yang disukainya yaitu berkaitan dengan lapangan usaha (bisnis) dan teknik.

Mereka biasanya lebih banyak bertanya “What if?”.  Peran dan fungsi guru dalam berhadapan dengan siswa tipe ini  adalah berusaha menghadapkan siswa pada “open-ended questions”, memaksimalkan kesempatan siswa untuk mempelajari dan menggali  sesuatu  sesuai pilihannya. Penggunaan Metode Problem-Based Learning  tampaknya sangat cocok  untuk siswa tipe yang keempat ini.

Untuk mengukur seperti apa gaya belajarmu, maka dapat melakukan tes dengan mendownload powerpoint dibawh ini :
Tes Gaya Belajar Menurut David Kolb

0 Comments